Langsung ke konten utama

Adakah Amalan Sunnah Yang Lebih Utama dari Amalan Wajib ?

Adakah Amalan Sunnah Yang Lebih Utama dari Amalan Wajib? - Kajian Sunnah Tarakan
Adakah amalan sunnah yang lebih utama dari amalan wajib ?

Adakah suatu amalan sunah yang pahalanya lebih besar pahalanya dari amalan wajib? Wiwid - Bontang
 Tentu kita tidak lupa dengan pengertian wajib dan sunnah menurut fiqih. Amalan wajib adalah sesuatu yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan maka mendapat dosa. Sedangkan amalan sunnah adalah sesuatu yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan tidak apa - apa. Dengan demikianlah nyata bahwa perkara wajib lebih utama dari perkara sunnah. Wajib adalah perkara yang merupakan kewajiban, sedangkan sunnah lebih bersifat ‘suka rela’.

Telah disebutkan secara jelas dalam sebuah hadits, Berkata Ibnu Abbas : “Allah menjadikan pahala sedekah tathowu’ ( yang tidak wajib ) yang diberikan secara sembunyi-sembunyi sebanyak 70 kali lipat , dan menjadikan pahala sedekah wajib yang diberikan secara terang-terangan sebanyak 25 kali lipat dibanding yang diberikan secara sembunyi-sembunyi tadi (berarti 70 lipat x 25 lipat). Begitu juga halnya dengan seluruh ibadat wajib dan yang tidak wajib."


Umar bin 'Abdul "Aziz berkata : "Orang yang disibukkan dengan amalan fardlu (wajib) sehingga tidak sempat mengamalkan yang sunnah maka ia dimaafkan, dan orang yang disibukkan dengan amalan sunnah dan mengabaikan amalan fardhu maka ia tertipu."

Sesuai keterangan diatas, maka muncul pernyataan :

االفَرْضُ اَفْضَلُ مِنَ النِّفْلِ

Amal wajib itu lebih baik daripada amal sunnah.

Pernyataan tersebut sudah tidak asing bagi kita. Contohnya: puasa ramadlan lebih utama daripada puasa sunnah. Kita jadi tidak boleh meninggalkan amalan wajib demi mengejar amalan sunnah.

Namun ternyata  tidak semua perkara wajib itu lebih utama daripada sunnah. Nah tahukah anda bahwa ternyata ada beberapa amalan sunnah yg kedudukannya lebih utama daripada amalan wajib, diantaranya contoh berikut ini :

  • Mengucap salam, menjawab sapaan salam dari seseorang hukumnya wajib sdangkan memulai memberi salam hukumnya hanya sunnah. Akan tetapi memulai memberi salam lebih utama kedudukannya daripada menjawab salam.
  • Menolong tetangga miskin yang sedang sangat kesusahan. Anda mungkin pernah membaca sebuah riwayat yang sohih berkenaan seorang yang batal naik haji karena mengalihkan hartanya untuk menolong tetangganya yang sedang kesusahan. Lalu ada orang lain yang bermimpi bahwa para muslimin yang naik haji di tahun tersebut ternyata hampir tak seorangpun yg mendapat derajat mabrur kecuali satu orang, Yakni si orang -yang tidak jadi naik haji karena menolong tetangganya tersebut. Org tersebut secara syariat memang telah dikenakan wajib haji karena telah memiliki kemampuan. Tapi pada kondisi ada tetangga yang sangat butuh pertolongan maka menolong mskipun hukumnya sunnah adalah lebih didahulukan.
  • Memberi hadiah : kita mengetahui bahwa zakat itu hukumnya wajib sedangkan hadiah itu hukumnya sunnah. Akan tetapi penerima hadiah itu lebih utama daripada penerima zakat. Karena itulah Rasulullah SAW menolak zakat tapi menerima pemberian hadiah.

Keterangan : secara istilah syar’i, keutamaan itu bisa dimaksudkan pada fi’il (pekerjaannya), fa’il (pelakunya), dan maf’ul (objek yg dikenai tindakan). Jika kita perhatikan, mengucap salam keutamaan berada pada fa’ilnya yakni yg mendahului salam lebih utama daripada yang menjawab salam meskipun fi’il (pekerjaannya) sama persis yakni “salam”. Untuk contoh kasus menolong tetangga, yang utama adalah fi’ilnya meskipun fail/pelakunya sama yakni menolong orang yang dalam keadaan sangat membutuhkan sangat diutamakan dibandingkan bila kita naik haji dalam keadaan masih menanggung kewajiban menolong tetangga. Sedangkan pada point ketiga terletak pada maf’ulnya karena yang menerima hadiah lebih utama dari yang menerima zakat

Jadi, jangan sekali – kali menganggap remeh amalah sunnah! Jika kita mau merenung sejenak,  seandainya amal yang kita perbuat didunia ini tidak diterima Allah bagaimana ? Apalagi kita hanya menjalankan amalan wajib saja. Paling tidak, dengan mengerjakan amalan sunnah dapat mengurangi resiko ringannya mizan di Yaumil Akhir. Tapi jangan pula dibalik, mengerjakan amalan sunnah, sedangkan kewajiban dilupakan. Wallahu a'alam.

KONSULTASI ISLAM
Forum Tanya Jawab Masalah Keislaman
Media konsultasi masalah keislaman yang dibina oleh Ust. Ahmad Syahrin Thoriq, Pimpinan Ma'had Subulana Bontang Kaltim.
Mengupas dan mengulas permasalahan syariah dengan Rujukan kitab-kitab ulama Empat Madzhab.

Sumber  Web : http://www.konsultasislam.com/2010/07/adakah-amalan-sunnah-yang-lebih-utama.html (Juli 2010)

kajian sunnah tarakan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuntutan Sunnah dan Adab Berhari Raya

*⭐ TUNTUNAN SUNNAH DAN ADAB BERHARI RAYA * 1️⃣.  Memperbanyak Takbir, Tahmid dan Tahlil. 2️⃣.  Mandi sebelum menunaikan shalat Id. 3️⃣. Menggunakan pakaian terbaik, memakai wewangian dan berhias. 4️⃣. Menempuh jalan yang berbeda ketika berangkat dan kembali dari shalat Id. 5️⃣. Disunnahkan makan terlebih dahulu meskipun sedikit sebelum shalat Id Fitri. 6️⃣. Menunaikan shalat Id dan mengajak semua ahli keluarga turut serta. 7️⃣. Mendengarkan khutbah Id sampai selesai. 8️⃣. Saling berziarah, bertahniah (mengucapkan selamat), saling mendoakan. 9️⃣. Membuat perayaan yang dibolehkan, seperti menghidangkan makanan. 🔟. Menampakkan kegembiraan seperti melakukan permainan yang mubah dan memberi hadiah. *#Selamat Hari raya Idul Fithi 1442 H. Taqaballah minna wa minkum.* ©️AST Sumber WAG : SUBULANA I 13 Mei 2021  Kajian Sunnah

Penentang Dakwah Sunnah dan Salaf?

PENENTANG DAKWAH SUNNAH DAN SALAF? Abdul Wahid Alfaizin  Sering sekali kita jumpai ketika ada yang mengkritik atau meluruskan sebuah pemahaman salah seorang ustadz atau kelompok, maka pengkritik tersebut langsung dilabeli dengan "Penentang Sunnah" atau "Penentang Dakwah Sunnah" atau terkadang "Penentang Dakwah Salaf". Seakan-akan ketika ada yang tidak sama dengan pemahamannya, maka secara otomatis bertentangan dengan Al-Qur'an atau Sunnah Rasulullah. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan sikap para salaf dalam menghadapi perbedaan. Salah satu sikap salaf yang perlu dijadikan contoh adalah sikap Umar bin Khattab berikut ini seperti yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi كَتَبَ كاتِبٌ لِعُمَرَ بنِ الخطابِ: هذا ما أرَى اللهُ أميرَ المُؤمِنينَ عُمَرَ. فانتَهَرَه عُمَرُ وقالَ: لا، بَلِ اكتُبْ: هذا ما رأى عُمَرُ، فإِن كان صَوابًا فمِنَ اللهِ، وإِن كان خَطأً فمِن عُمَرَ [أبو بكر البيهقي، السنن الكبرى للبيهقي ت التركي، ٣٤٠/٢٠] “Ada seorang yang menulis keputusan...

Jenjang Kurikulum Ilmu Akidah Ahlussunnah Wal Jamaah

Jenjang Kurikulum Ilmu Akidah Ahlussunnah Wal Jamaah Jenjang kurikulum ilmu akidah Ahlussunnah wal Jamaah menurut Syaikh Said Fodah. Save  Abdul Wahab Ahmad 17 Desember 2020·  Sistematika pembelajaran atau kurikulum ilmu tauhid (aqidah) yang disusun oleh Syaikh Said Foudah. • Level 1 (al-Mustawa al-Awwal) 1. Matan Khoridah al-Bahiyyah, beserta syarahnya yang ditulis oleh Syaikh Abu al-Barakat al-Dardir 2. Syarh Umm al-Barahin, karya Imam al-Sanusi 3. Nadzm Jauharah al-Tauhid, beserta syarahnya; Hidayah al-Murid yang ditulis oleh al-Nadzim sendiri yaitu Syaikh Ibrahim al-Laqqani • Level 2 (al-Mustawa al-Tsani) 1. Al-Iqtishad fi al-I'tiqad, karya Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali 2. Ma'alim Ushul al-Din, karya Imam Fakhruddin al-Razi 3. Syarh al-Aqidah al-Kubra, karya Imam al-Sanusi 4. Syarh al-Aqaid al-Nasafiyyah, karya Sa'd al-Din al-Taftazani • Level 3 (al-Mustawa al-Tsalits) 1. Matholi' al-Andzhor 'ala Thowali' al-Anwar, karya Syamsuddin al-Ashfahani. Kitab ini ...

Komunitas Kajian Islam

Kajian Islam Kajian Islam Kajian Islam Masjid Almaarif Tarakan NU Online